POLA PERMUKIMAN VERNAKULAR PERAIRAN : ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN FISIK KAWASAN (Studi Kasus Permukiman Pulau Enam dan Pulau Sambujan)

Authors

  • Ahda Mulyati Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
  • Muhammad Najib Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
  • A.M. Yamin Astha Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako

Keywords:

Pola Permukiman, Adaptasi Lingkungan Perairan

Abstract

Sulawesi Tengah merupakan wilayah dimana sebagian besar masyarakatnya bermukim di wilayah pesisir dan pulau-pulau. Oleh sebab itu masyarakat dengan mata pencaharian sebagai nelayan membangun permukimannya pada tempat yang mudah dicapai dan memberikan kehidupan. Penelitian bertujuan mengeksplor pola seting permukiman vernakular perairan sebagai adaptasi terhadap lingkungan fisik kawasan. Metoda yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif-fenomenologi, pengambilan data secara naturalistik dan teknik analisis induktif. Kawasan perairan terdiri atas pulau-pulau yang terbentuk dari bukit-bukit karang, dimanfaatkan sebagai permukiman dan tempat berladang/bertani. Babaroh membentuk pagmundah, dan seterusnya dakampongan mengelilingi lahan bukit-bukit karang yang sangat terbatas. Oleh sebab itu bagian depan babaroh menghadap ke bukit karang sedang bagian belakang berdiri diatas laut menggunakan tiang-tiang kayu. Perahu-perahu mereka ditambatkan pada bagian belakang atau lego-lego sebagai ruang atau akses babaroh terhadap laut. Daratan bukit-bukit lainnya yang berfungsi sebagai kawasan berladang/bertani terletak bersebelahan dengan kawasan permukiman. Pekerjaan ini akan dilakukan jika kondisi alam tidak memungkinkan untuk me-laut, karena angin, cuaca ombak, dan lain-lain. Bukit karang umumnya terpisah, terletak berdekatan, agak jauh, dan jauh sehingga dihubungkan oleh tetean, sungai, atau menggunakan lepa-lepa sebagai sarana penghubung. Permukiman membentuk pola seting dimana laut sebagai ruang utama kehidupan, mengelilingi beberapa daratan bukit karang masing-masing berfungsi sebagai ruang bermukim, berladang/bertani, serta ruang penunjang kehidupan (fasilitas air bersih, kuburan, tempat membuat lopi/bido’ dan lepa-lepa, dan lain-lain)

Additional Files

Published

2022-03-01

How to Cite

Mulyati, Ahda, Muhammad Najib, and A.M. Yamin Astha. 2022. “POLA PERMUKIMAN VERNAKULAR PERAIRAN : ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN FISIK KAWASAN (Studi Kasus Permukiman Pulau Enam Dan Pulau Sambujan)”. RUANG : JURNAL ARSITEKTUR 16 (1 Maret):58-66. https://jurnalruang.arsitektur.fatek.untad.ac.id/index.php/JURNALRUANG/article/view/44.